Ilmu terbaik adalah ilmu yang diterapkan. Salah satu yang kadang dinilai sulit oleh banyak orang. Tapi tidak dengan gadis bernama lengkap Elizabeth Giovani. Belajar administrasi bisnis di perkuliahannya, menjadi bekal Sabet untuk mengembangkan usaha nail art nya. Meski tergolong otodidak, dan berawal dari hobi sendiri, kini usaha yang dibangunnya sudah berkembang dan dikenal lebih banyak orang.
“Sebelum suka nail art, dari dulu sejak smp aku suka menggunakan kutek biasa yang harganya cuma 6000-an. Sampai pada tahun 2022 bulan 4 itu aku udah mulai nonton-nonton youtube tentang nail art. Gimana caranya untuk nail art pemula, cara mengaplikasikan kutek gelnya ke kuku, semuanya dipelajari dari Youtube. Hingga pada bulan Mei dibelilah perintilan nail art. Pertama kali beli itu cuma satu paket gel extension dan tujuh gel colour-nya serta kuas dan gunting kuku yang sepaket lengkap. Awalnya untuk diri sendiri aja biar kuku tidak mudah patah dan lebih awet. Terus karena senang lihat hasilnya, buat di story WA dan sepupu tertarik. Nah mulai dari situlah aku menabung uang jajan untuk membeli printilan-printilan yang lainnya. Kebetulan waktu itu juga di-support alat-alat lain seperti uv lamp dan tas buat home service sama abang ketemu gede. Dari situ mulailah membuka usaha nail art. Ingat banget yang menjadi customer pertama adalah teman satu kelas di kampus namanya Tirza. Nah dimulailah usaha ini pada bulan mei tanggal 22 tahun 2022 sampai sekarang,” jelas Sabet mengenai awal mulanya memulai bisnis nail art.
Menerapkan ilmu yang didapatnya di perkuliahan, Sabet mengelola usahanya hingga kini dikenal lebih banyak orang. Bahkan kini ia juga menjual dan menerima pesanan kerajinan tangan anak sekolah, bouquet bunga, snack dan money. Tak sampai disitu saja, ia juga tengah memulai usahanya di jasa make up dan hair do.
Meski terbilang lancar, tentu usahanya memiliki tantangan tersendiri. Tidak direstui orang tua dan waktu yang larut malam menjadi pelengkap bisnisnya. Namun semuanya diakui Sabet terbayar dengan kepuasaan customer melihat hasil karya tangannya di kuku mereka.
“Dulu usaha nail art ini sangat dilarang orang tua karna lebih banyak keluar rumah untuk nail art dibandingkan menyelesaikan tugas kuliah. Sampai pada bulan 9 sempat menyerah pada kuliah untuk tidak dilanjutkan karna ingin fokus bisnis. Tapi karena orang tua sedih dan melihat aku udah kaya melihat orang lain, jadinya memutuskan melanjutkan kuliah hingga ini di tahap terakhir yaitu skripsi. Dari situ lambat laun kedua orang tua juga udah gak melarang dan mulailah kembali untuk melanjutkan nail art. Yang jadi tantangan juga adalah usaha ini yang mengharuskan untuk ke rumah customer, kadang bisa sampai pulang larut malam,” ujar Sabet.
Kini Sabet tengah fokus menyelesaikan kuliahnya sambil mengembangkan bisnis-bisnisnya. Selain semangatnya untuk terus membahagiakan orangtua dan keluarga, ia juga termotivasi dengan salah satu sosok Youtuber nail art pemula, Ignatia.
“Aku mau mencontohnya. Dia juga gak pernah kursus sama nailish profesional, tapi dia bisa membuka usaha nail art sebesar itu. Semoga ke depan aku bisa membuka studio nail art sendiri. Bisa juga mengembangkan make up dan hairdo-ku menjadi MUA profesional. Gak muluk-muluk, yang sederhana aja tapi bisa nyaman saat melukis kuku customer,” tutupnya. (w/azr)
Laporan : SITI AZURA
This post was originally published on this site be sure to check out more of their content.